Baru-baru ini mulai banyak bermunculan vocalis-vocalis pendatang baru di belantika musik Indonesia, mulai dari ajang pencarian bakat sampai hanya bermodal tampang, karena sebenarnya bernyanyi dengan benar atau bernyanyi menggunakan tehnik-tehnik vocak dengan tepat sangatlah sulit, kita perlu belajar dan menguasainya dengan waktu yang tidak sebentar, uantuk itu MUSIK KITA akan memberikan sedikit tip belajar tehnik vocal untuk di pelajari sendiri.
2. Pernafasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
UNSUR-UNSUR TEKNIK VOCAL :
1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
Artikulasi sering disebut dengan bina wicara atau terapi wicara. Bina wicara berarti upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan rangkaian bunyi bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi/tutur kata/bicara. Pengertian artikulasi “menurut” “Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah:
Lafal, pengucapan kata.
Perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bahasa.
Bina wicara juga berarti membangun/membentuk dan mengusahakan wicara atau bunyi bahasa agar semakin baik dan jelas. Anak yang sudah belajar bina wicara akan dapat berbicara dengan jelas dan tepat. Lawan bicara dapat memahami maksud yang disampaikan oleh anak tunarungu. Anak yang berhasil dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan orang yang berpendengar normal.
LANGKAH-LANGKAH ARTIKULASI
- Pilihan pertama dalam Bahasa Indonesia untuk mengajar artikulasi yang berisi vokal “a” ialah “apa”. Ujaran a adalah huruf utama dan p adalah huruf pengantar saja.
- Mengajarkan vokal “i” dalam kata “ibu”.
- Konsonan “b” dan “t” dalam kata pilihannya “bata”. Dilanjutkan dengan “batu” untuk latihan. Suara letupan lebih mudah diucapkan daripada suara konsonan-konsonan lain.
- Konsonan “p” dalam “api”. Untuk latihan memperdalam pembentukan suara ujaran, pilihlah dengan kata “pipi”, “pipa”, “pita”, “papi”, “tupai”.
- Mengajarkan vokal “e” dalam kata “debu".
- Konsonan “p”, konsonan pada akhir kata. Contoh; “atap”.
- Suara ujaran sekarang ialah “s” dengan kata “tas”.
- Konsonan “d” dalam kata “dua”. Dilanjutkan dengan latihan dengan kata “dadu”, “padi”, “dari”.
- Sesudah itu dilanjutkan dengan konsonan “m” dalam kata “dam’. Kata-kata untuk latihan yaitu:”mata”, “asam”, “bambu”, “sumbu”, “timba”.
- Dilanjutkan lagi dengan vokal “o” dan konsonan “l”. kata yang dipilih ialah “bola”, “mobil’.
- Konsonan “k” dalam kata kapal. Dilanjutkan dengan kata “ketam”, “katak”, “kuda”, “aku”, “paku”.
- Konsonan “n “dalam pilihan “bulan”, dilanjutkan dengan “pintu”, “daun”, “nasi”, “nanas’.
- “ng” dalam istilah “tang”, “pisang”, “telinga”.
- Bersama “c” dalam kata “cabai”, “kacang”, “celana”, “peci”, “kaca’.
- “e” dengan “becak”, “ketela”, “kecap”, “tenda”.
- “g” dalam “tiga”, “gigi”, “tugu”, “tangga”, “rongga”.
- Seni vokal “y”. “payung’, “gayung”, “layu”, “ayun”.
- Konsonan “h”, yaitu “paha”, “panah”, “pohon”, “sepuluh”.
- “j” dengan kata “meja”, “jagung”, “gajah”, “tujuh”.
- “r” dengan kata “ular”.
- “o” dengan “botol”.
- Di sini konsonan“w”. “sawah”, “kawat”, “gawang”.
- Yang terakhir seni konsonan “ny”, yaitu “nyamuk”, “kunyit”.
Pelajaran artikulasi di atas sudah dibahas tetapi ada yang belum termasuk ke dalam bahan artikulasi yaitu; “z”, “kh”, ‘f”, dan “u”. Kata ini boleh ditambahkan ke dalamnya, bisa dilakukan apabila ada kata dengan huruf tersebut. Pada waktu mengajarkan artikulasi, pilihlah kata yang konkrit dan mudah diragakan. Bisa melalui dengan benda yang sesungguhnya, dengan tiruannya dan dengan gambarnya. Bila mengajar artikulasi dengan kata yang abstrak dan tidak punya arti, akan mengakibatkan anak tunarungu sukar memahami dan mengingatnya. Anak tunarungu cenderung polos, lebih percaya dan lebih paham hal-hal yang konkrit.
Bahasa tersebut merupakan suatu pedoman yang mutlak yang artinya tidak harus kata yang sesuai dengan urutan tetapi dapat sesuai dengan keadaan dan kemampuan anak tersebut. Misalnya, anak tidak dapat mengucapkan “a” tetapi dia bisa mengucapkan “u”. Mungkin anak tidak sengaja mengucapkan “u” dengan benar, mulainya mengajar dengan “u’. Kata pilihan terserah kepada guru.
Anak yang sudah dapat menyelesaikan artikulasi, belum tentu menjamin bahwa anak tersebut sudah betul ucapannya. Mereka kadang tidak dapat mengontrol ucapannya sendiri. Pada waktu membaca kalimat yang panjang akan membuat ucapannya lebih kabur lagi. Satu-satu jalan yang terbaik ialah bila anak salah mengucapkan kalimat, ucapan tersebut harus diucapkan secara berulang. Semakin banyak berulang akan semakin baik dan lancar wicaranya.
Guru kelas wajib memantau dan memperhatikan anak yang sudah selesai belajar artikulasi, apakah anak tersebut memang sudah bagus dalam wicara atau tidak. Bila terjadi, guru berusaha mebetulkan wicaranya. Bila anak tersebut masih tetap saja sukar pelafalan kata yang benar dan akan memakan waktu yang lama untuk membetulkan fonem anak tersebut. Anak ini lebih baik di kirim lagi kepada guru artikulasi. Ucapannya harus dibetulkan dengan seksama. Anak akan dilatih dengan latihan yang lebih banyak.
Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
- Pernafasan Dada: cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
- Pernafasan Perut: udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
- Pernafasan Diafragma: adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vocal yang baik.
1. Phrasering adalah : aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
2. Sikap Badan : adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan sampai terganggu.
3. Resonansi adalah : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.
4. Vibrato adalah : Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberigelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
5. Improvisasi adalah usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa merubah melodi pokoknya.
6. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
2. Sikap Badan : adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan sampai terganggu.
3. Resonansi adalah : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.
4. Vibrato adalah : Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberigelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
5. Improvisasi adalah usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa merubah melodi pokoknya.
6. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
VOCAL LESSON: